Selasa, 28 Oktober 2014

Memelihara keharmonisan suatu hubungan

Pada dasarnya harmonis atau tidaknya suatu hubungan tergatung pada masing-masing pasangan. Intensitas komunikasi juga sangat diperlukan terutama untuk yang menjalani hubungan jarak jauh. Namun, pada kenyataannya intensitas komunikasi berbanding terbalik dengan keharmonisan. Semakin sering komunikasi semakin besar pula peluang perbedaan pendapat. Semakin jarang komunikasi semakin sedikit perbedaan pendapat. Situasi yang paling menentramkan jiwa dan sampai pada hubungan harmonis adalah ketika masing-masing mengetahui karakter pasangan. Ketika sedang sibuk, sepasang kekasih justru terlihat lebih harmonis karena mereka menghargai betapa berartinya waktu luang yang bisaa dimanfaatka untuk komunikasi. Disaat itulah rasa cinta akan semakin bertambah. Rasa rindu yang menumpuk memang bisa membuat keduanya menjadi sangat sensitif namun pada akhirnya mereka saling memahami bahwa itulah hak dari rasa cinta. Masing-masng akan mencoba berbuat yang terbaik terhadap keharmonisan hubungan.

Sabtu, 11 Oktober 2014

Ketidaknyamanan sebuah hubungan

            Suka duka suatu hubungan yang sudah berjalan hampir 2 tahun. Namun,ada banyak hal yang akhirnya harus dipertimbangkan kembali. Ketidaknyamanan yang semakin memuncak adalah faktor utamanya, dan hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan tersebut  antara lain:
1.      Komunikasi yang buruk
Bukan karena intensitas atau karena hubungan jarak jauh. Tapi karena kualitas komunikasi yang bermasalah. Pasangan belum saling memahami satu sama lain. Pria terlalu acuh tak acuh dan tak mencoba mengerti pasangannya. Dan wanita yang terlalu sensitif. Ketika komunikasi baru berjalan 5 menit, hanya karena ada kata-kata yang menurut salah satu pihak tidak enak di dengar bisa menyebabkan pertengkaran berhari-hari. Dan hal itu terjadi berulang-ulang hingga sekarang dalam usia pacaran mendekati 2 tahun. Sungguh ironis memang....
2.      Merasa tak dihargai
Karena tingginya ego dan sifat kekanak-kanakan pada kedua belah pihak membuat keduanya mudah tersinggung. Sering merasa tak di anggap, tak dihargai dan disepelekan. Semuanya menuntut hak untuk dihargai tanpa mau melaksanakan kewajiban untuk menghargai pasangan. Semua pihak berargumen bahwa dirinyalah yang paling banya berkorban, paling sering disakiti dan paling sering menderita. Padahal semua orang pada dasarnya sama yaitu egois hanya saja tingkat keegoisan masing-masing orang berbeda.
3.      Iri dengan pasangan lain
Iri dengan pacar sahabat yang sering memberikan kejutan dan hadiah. Iri dengan sahabat yang bisa tiap malam minggu diapeli pacar. Iri dengan sahabat yang setiap hari selalu mesra, selalu diantar jemput dan terlihat sangat harmonis. Iri dengan sahabat yang baru berhubungan hitungan bulan langsung dilamar. Iri dengan pasangan yang menikah muda dan harmonis. Tapi jika dicermati lagi, jika selalu iri dengan pasangan lain kenapa tidak mencari pacar baru? Kenapa masih bertahan? Karena cinta? Karena tidak bisa move on? Karena takut akan masa depan? Karena takut apa pasangan kita kelak mau menerima masa lalu kita? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dan menyebabkan kegalauan antara lanjut atau udahan. Semuanya kembali pada yang menjalani, selama masih “nyaman” dan merasa masih bisa bertahan, bertahanlah. Namun jika sudah tidak bisa bertahan, lambaikan tangan dan menyerahlah.
4.      Terdesak umur
Tidak jarang wanita mempermasalahkan umur. Usia sekian sudah harus menikah, padahal secara finansial dan psikis belum siap. Sebagian besar wanita mendesak pihak pria untuk segera meningkatkan hubungan ke tahap yang lebih serius. Namun dilematisnya, kedewasaan pria berbeda dengan wanita. Terlebih lagi untuk pasangan yang usia pria lebih muda daripada wanita. Keadaan itu sungguh menjadikan suatu dilema besar.
5.      Backstreet
Hubungan backstreet alias sembunyi-sembunyi sungguh sangat melelahkan. Hubungan backstreet dari orang tua biasanya bermula dari ditentangnya hubungan tersebut. lebih dilematis lagi jika orang tua melarang melanjutkan hubungan padahal orang tua belum mengenal pasangan kita. Rasa penasaran atau sensasi ini yang biasanya melandasi pasangan melakukan backstreet. Hubungan backstreet sangatlah rawan pertengkaran. Ketika salah satu pihak mengingatkan tentang backstreet pasti akan membuat situasi tidak nyaman. Menjadi ragu akan masa depan dan berpikir semua perjuangan akan berakhir dengan sia-sia.
6.      Status sosial
Perbedaan status sosial juga membuat hubungan menjadi tidak nyaman. Pihak yang lebih tinggi status sosialnya akan merasa tidak leluasa untuk berkata maupun bertindak. Sedang pihak yang lebih rendah status sosialnya akan mudah tersinggung. Hubungan beda status sosial mebutuhkan rasa toleransi yang tinggi. Karena status sosial ini pula, harga diri menjadi sesuatu yang sangat sensitif.
7.      Keimanan
Semua wanita menginginkan sosok pria dewasa, bertanggung jawab, hangat dan bisa menjadi imam yang baik. Ketika wanita sudah meragukan tingkat keimanan atau ketaqwaan pasangannya dan membuatnya merasa tidak aman dengan masa depannya. Sebaiknya,hentikanlah atau bertahan dan mencoba belajar bersama.
8.      Masa lalu pasangan
Masa lalu pasangan sering membuat pria atau wanita menjadi posesif dan emosional. Wanita cenderung mudah berpikir negatif. Segala sesuatu yang dikatakan pasangan dalam status di sosmed, dalam catatan hp maupun dari perkataan langsung seringkali membuat wanita cemburu membabi buta. Wanita menjadi sangat emosional. Mereka berpikir bahwa semua yang telah dilakukan semuanya sia-sia dan tak ada artinya. Si pria tetap saja tidak bisa melupakan mantan dan terus mencari tahu kabar mantan secara diam-diam. Sungguh menyakitkan memang.
9.      Terlalu sering dibohongi
Terlalu sering dibohongi akan membuat wanita semakin tak bisa berpikir posistif dengan pasangan. Selalu jujur saja terkadang wanita masih bisa berpikir negatif, apalagi jika wanita sudah terlalu sering dibohongi. Setiap kali pria berstatement, wanita menjadi bertanya-tanya, benarkah? Ini sungguhan atau hanya tipu muslihat? Mana yang harus ku percaya? Kata-katanya? Atau instingku? Jika kepercayaan sudah tidak ada, untuk apa hubungan terus berlanjut. Itu hanya akan memperparah hubungan.
10.  Terlalu sering bertengkar
Seringnya bertengkar pasti akan mengganggu aktivitas masing-masing. Pekerjaan menjadi terbengkalai, nafsu makan berkurang, mudah letih, dan tak bisa konsentrasi dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan fisik maupun psikis. Jika memang sudah tidak merasa nyaman dengan pertengkaran, mengalahlah dari hati bukan karena paksaan. Dan lakukan semua hal positif yang ingin dilakukan seperti menulis, bermain game, nonton film,dll. Dan jika merasa sudah tidak sanggup bertahan, akhirilah dengan bijak.

            Keputusan untuk memulai atau mengakhiri hubungan adalah hak masing-masing orang. Namun, alangkah baiknya jika dalam mengambil keputusan juga memikirkan perasaan orang lain. Ingat bahwa apa yang kita tanam itulah yang akan kita petik. Semua hal yang terjadi didunia ini tak luput dari hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, peliharalah hubungan baik dengan pasangan entah memutuskan untuk mengakhirinya atau tetap bertahan dalam ketidaknyamanan yang membuatmu merasa aman.